Berita Sport

Punya Gaji Tinggi tapi Inter Inkonsisten, Ini Dalih Antonio Conte

Punya Gaji Tinggi tapi Inter Inkonsisten

KICAU4DPunya Gaji Tinggi tapi Inter Inkonsisten , Inter Milan digadang-gadang bakal menjadi pesaing utama Juventus dalam perburuan gelar juara Liga Italia 2020-2021. Akan tetapi, yang terjadi malah Nerazzurri tidak menampilkan performa yang konsisten.

Pada akhirnya, sorotan pun ditujukan kepada Pelatih Inter Milan, Antonio Conte. Juru taktik 51 tahun itu dianggap tidak bisa meramu tim dengan baik. Padahal, Inter sudah menuruti keinginan Conte memboyong pemain tertentu, seperti Arturo Vidal dan Aleksandar Kolarov.

Selain itu, di atas kertas Inter juga memiliki skuad dengan kualitas yang lebih baik ketimbang para pesaingnya. Namun, dengan penampilan tidak meyakinkan yang ditunjukkan oleh Nerazzurri sejauh ini, Conte dianggap tidak pantas mendapat gaji sebesar 12 juta euro (Rp202 miliar) per tahun.

Nominal tersebut menjadikan Conte sebagai pelatih dengan bayaran tertinggi di Liga Italia 2020-2021. Meski saat ini ia mendapat banyak kritik dan kecaman, namun Conte enggan ambil pusing. Conte pun merasa gaji Rp202 miliar per tahun tersebut memang pantas ia dapatkan karena ia adalah pelatih yang telah meraih berbagai gelar juara di tim-timnya sebelumnya.

Sedangkan mengenai performa Inter di bawah asuhannya, Conte tak ingin menjadikan hal ini sebagai beban. Ia mencontohkan Jurgen Klopp yang baru meraih trofi pertamanya di Liverpool saat musim keempat menangani tim. Maka dari itu, Inter dinilainya juga butuh waktu untuk bisa menjadi tim yang tangguh dan meraih trofi.

Apa yang saya peroleh ditentukan oleh apa yang telah saya lakukan dalam karier saya. Tidak ada yang memberi Anda apa pun dalam sepakbola dan bahkan Liverpool-nya Jurgen Klopp tidak memenangkan apa pun dalam empat tahun pertama.

Butuh waktu dan perekrutan penting di setiap musim untuk membangun tim di antara yang terbaik di dunia. Ada tim yang mendominasi mutlak di Italia selama beberapa tahun terakhir. Dan ketika itu terjadi, mereka menggali lubang di antara mereka dan yang lainnya, menciptakan celah

Baca Juga : Juventus Dilema, Mau Ngirit Tapi Ngebet Gaet David Alaba

Lagipula, Conte menilai performa Inter di bawah komandonya tidak terlalu buruk. Musim lalu, Nerazzurri tampil sebagai runner-up Liga Italia dengan hanya tertinggal satu poin dari Juventus. Meskipun, Conte harus mengakui Juve sempat mengendur di akhir musim setelah dipastikan meraih gelar juara.

Fans punya hak untuk bermimpi, tapi kami harus menyadari bahwa musim lalu adalah anomali dan kami melakukan sesuatu yang luar biasa berkat kesalahan tim lain. Kami menyelesaikan musim satu poin dari Juventus karena, setelah memenangkan gelar, mereka mengalami penurunan sedikit di laga-laga terakhir

Saya lebih bangga karena finis di depan Napoli, yang seharusnya menjadi penantang gelar. Saya ingat pertandingan kami kalah melawan Juventus sebelum lockdown. Mereka menunjukkan bahwa mereka masih memiliki rasa lapar yang utuh untuk sukses. Kami sedang bekerja untuk berada di level yang sama

Comment here